Ritual Taber Laut, Tradisi “Meruqyah” Laut di Bangka Belitung
Ritual Taber Laut yang merupakan tradisi membersihkan laut secara magis akan digelar di Desa Tanjung Berikat Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung pada 10 Desember 2022.
Ketua Pelaksana Ritual Taber Laut, Sihan Painter mengatakan ritual tersebut digelar sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi budaya yang telah terlaksana sejak ratusan tahun lalu.
“Melalui ritual ini, kita ingin mengharapkan keselamatan, keamanan dan ketentraman dari lautan.
Pelaksanaannya bukan dalam pemahaman yang sirik.
Tapi ini sesuai tradisi kita dan syariat islam,” ujarnya kepada wartawan, Ahad, 2 Oktober 2022.
Sihan menuturkan ritual Taber bisa dilaksanakan untuk membersihkan bumi, laut dan langit.
Namun mengingat Bangka Belitung sebagai daerah kepulauan, ritual Taber difokuskan untuk membersihkan lautan.
“Ini untuk membersihkan lautan dari hal yang tersirat.
Kita tidak tahu apa yang tersirat di laut karena biasanya pemangku adat atau spiritual yang bisa membacanya.
Kalau di Islam kurang lebih seperti ruqyah, tapi ini meruqyah alam,” kata Sihan.
Dalam pelaksanaannya, menurut Sihan, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan Perikanan dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pihaknya ingin ritual Taber Laut bisa menjadi wisata budaya nasional.
“Selama ini pelaksanaannya masih kecil tingkat kampung.
Kali ini kita bikin dalam skala besar dengan mengundang beberapa menteri dan pejabat negara.
Memang banyak kendala kalau soal menjaga keberlangsungan adat dan tradisi.
Sebagian pihak menganggap ini kurang wah.
Cuma kalau kita tidak bergerak, lama-lama tradisi ini bisa hilang,” ujar Sihan.
Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan pihaknya akan memberi dukungan penuh terlaksananya kegiatan ritual Taber Laut tersebut.
“Kalau memang pemerintah provinsi dalam posisi bisa mendukung kami akan mendukung.
Saya akan coba bantu tapi sebagian anggaran akan didukung oleh KKP.
Kita akan lihat apakah kita porsi kecil dan KKP porsi besarnya.
Intinya kalau untuk memajukan budaya kita setuju,” ujarnya.